Jumat, 21 Mei 2010

Cara Alami Atasi Komedo


Akibat timbunan sel kulit mati, minyak atau sisa make-up yang tidak bersih dan akhirnya menyumbat pori-pori wajah menimbulkan komedo. Komedo biasanya bermunculan di area T wajah, yaitu dahi dan hidung yang produksi minyaknya banyak. Komedo adalah tahap awal terjadinya jerawat. Jika tumpukan komedo terkena bakteri akan terjadi pembengkakan dan timbullah jerawat.

Ada dua macam komedo, yaitu whitehead dan blackheads. Whitehead berupa kumpulan minyak dan lemak kulit yang mengeras berwarna putih atau kekuningan. Sedangkan blackhead adalah whitehead yang menghitam karena penumpukan debu dan kotoran.

Untuk menghilangkan komedo, lakukan facial secara teratur. Jika ingin lebih praktis, Anda bisa menggunakan plester penghilang komedo (pore pack). Tapi jika ingin menghilangkannya dengan cara alami, berikut beberapa pilihannya.

Komedo bisa dhilangkan dengan bahan alami seperti putih telur, lemon, dan daun kemangi. Ambil putih telur, kocok hingga berbusa. Ambil selembar kapas, rendam dengan putih telur, tempelkan ke hidung dan biarkan sampai mengering, sekitar 30 menit. Setelah kering, lepas kapas secara perlahan lalu bersihkan wajah dengan sabun atau susu pembersih dan toner.

Selain bisa mengurangi produksi minyak dan menghancurkan minyak atau lemak yang sudah mengeras, lemon juga bisa menutup pori-pori sehingga mencegah timbulnya komedo. Caranya, olesi wajah dengan air perasan lemon atau usapkan irisan lemon ke wajah, diamkan selama 15 menit hingga kulit terasa kencang. Bilas air dengan air dingin agar pori-pori menutup.

Daun kemangi rupanya tak hanya enak dijadikan lalapan yang dapat mencegah bau badan, tapi juga untuk menghilangkan komedo. Tumbuk daun kemangi hingga halus, oleskan sebagai masker di bagian wajah yang berkomedo. Diamkan selama 15-20 menit. Bersihkan masker kemangi. Bilas dengan air dingin.

Perawatan dengan bahan alami ini sebaiknya dilakukan secara teratur agar komedo tak sempat hadir di wajah.

sumber : http://ord1n4ryp3opl3.wordpress.com/2009/02/13/cara-alami-atasi-komedo/

Apartemen Lantai 60


Ada satu keluarga yang mengontrak rumah dan akhirnya membeli sebuah apartemen di lantai 60, apartemen itu memakan waktu sangat lama dalam pembuatannya, kemudian, tibalah hari yang dinanti, apartemen dambaan telah jadi dan selesai dengan baik, dengan semangat dan antusias mereka membawa banyak barang-barang untuk mengisi apartemen mereka.

Mereka membawa surat kabar, pakaian, mainan, makanan, kompor, lemari pakaian, tempat tidur, peralatan makan, televisi, alat musik, sabun, teropong, dan banyak sekali barang lain, “ nanti di atas, kita bisa nonton tv, main video game, masak terus makan masakan buatan sendiri, bisa bersantai sambil mendengarkan musik, bisa meneropong jauh, bersantai, mandi dulu, pokoknya enak deh... " demikian pikir mereka.

Sesampainya mereka di sana, mereka menemui developer, ternyata apartemen itu baru setengah jadi dan lift belum terpasang, mereka sangat kecewa dibuatnya, mereka ingin pulang ke rumah lama mereka, tapi kontrak mereka sudah habis, dengan sangat terpaksa, mereka harus tetap naik ke atas sana dan tinggal di dalamnya menggunakan tangga darurat, mereka naik membawa semua barang mereka menggunakan tangga darurat. tangga demi tangga dilalui, mereka terus maju dengan semangat membara.

Sesampainya mereka di lantai 25 mereka kelelahan, mereka makan dan minum dengan lahapnya, lalu mereka melihat barang-barang mereka, semuanya utuh, timbul sebuah pikiran untuk mengurangi barang bawaan mereka, lalu mereka memutuskan untuk meninggalkan meja telepon dengan teleponnya, " toh di atas kita tidak perlu telepon atau pesan apa-apa, " demikian menurut mereka.

Di lantai 30 mereka tinggalkan baju, mainan dan lemari pakaian mereka, " toh kita masih memakai baju. " lalu mereka terus melaju ke lantai 35, mereka masih mengeluh dan memutuskan untuk meninggalkan barang mereka lagi yaitu televisi dan radio serta compo. " soalnya kita tidak perlu nonton tv, toh acara dan lagu-lagu yang kita punya itu-itu saja. "

Teruslah mereka melaju sampai lantai 45, rasanya masih berat dan tidak menyenangkan, maka mereka tinggalkan kompor dan bahan makanan yang mereka bawa, " toh tadi masih kenyang makan banyak. "


Di lantai 55 teropong dengan tripod yang sangat besar mereka tinggalkan begitu saja, " toh di atas mau lihat apa, belum jadi semua tower yang lain. " Sesampainya di lantai 60, mereka masuk dan menyadari yang mereka miliki hanya sebuah kasur, tidak ada jalan lain, mereka hanya ingin tidur karena tidak ada pilihan lain.

And so.... what's the point ?

Mungkin anda bingung kenapa perumpamaan ini sangat panjang, perjalanan itu melambangkan kehidupan, tiap lantai yang ada, melambangkan umur dan anda adalah keluarga tersebut, barang-barang tersebut adalah mimpi anda, barang-barang tersebut adalah perlambang tindakan anda.

Di umur 25 anda mulai bekerja dan memutuskan untuk fokus pada pekerjaan anda, tanpa sadar anda telah mengeliminasi banyak sahabat potensial.

Di umur 30 anda sudah tidak memperhatikan penampilan dan melupakan hobi anda akibat sulitnya bersaing.

Di umur 35 anda mulai melupakan kesenangan yang anda dambakan di hari tua akibat kenyataan bahwa tabungan Anda tidak mencukupi.

Di umur 45 anda berhenti makan makanan yang anda sukai akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan di usia 25 yang mulai berdampak buruk di usia ini.

Di umur 55 anda benar-benar melupakan keinginan menikmati hari tua dengan memandang indahnya hidup dengan menikmati apa yang anda lewati, anda mulai kuatir dengan masa depan anak anda.

Di umur 60, anda menyesal tidak banyak yang anda dapat akibat tidak ada mimpi yang direalisasikan. anda hanya ingin cepat tidur selamanya, karena anda sudah tidak bisa lagi makan makanan enak, anda tidak memiliki achievement yang bisa dibanggakan, anda tidak punya siapapun yang menjadi sahabat anda, anda tidak bisa menikmati hobi anda di masa muda, kesehatan badan mengkuatirkan.


Hidup cuma datang sekali, jadi pastikan anda akan berjuang untuk mencapai mimpi-mimpi anda ! Jangan lepaskan, tapi usahakan, jangan sampai kita kehabisan pilihan dalam menjalani hidup.
Dreaming is a freedom, so free your dreams.

Sumber : Inbox in my Facebook from Lai Agustina 'Vihara Metta Tegal'

Suami dengan Empat Istri

Seorang pria yang sukses hidupnya, memiliki empat orang istri. Ketika ajalnya menjelang tiba, dia memanggil istri keempatnya ke sisi ranjangnya, istrinya yang paling baru dan paling muda.

“Jelitaku” kata si pria, terpikat oleh sosoknya yang legendaries,”dalam satu-dua hari lagi aku akan meninggal dunia. Setelah kematian, aku akan kesepian tanpa dirimu. Maukah engkau ikut bersamaku?”

“Tidak mau!” jawab si gadis termasyhur itu. “Aku akan tetap di sini. Aku akan berdoa saat pemakamanmu, tetapi tidak lebih dari itu.” Dan dia bergegas keluar dari kamar suaminya.

Penolakan istrinya itu laksana tikaman di hati si pria. Dia telah mencurahkan begitu banyak perhatian kepada istri termudanya. Dia begitu bangga terhadapnya sehingga dia selalu memilihnya sebagai pendamping dalam setiap acara penting. Istri keempatnya telah memberi martabat bagi si pria pada usia tuanya. Mengejutkan sekali menemukan kenyataan bahwa si istri ternyata tak mencintainya sebesar cinta yang dia berikan kepadanya.


Tetap saja, dia masih punya tiga istri lagi, jadi dia memanggil istri ketiganya yang dinikahinya saat dia separuh baya. Dia telah berjuang begitu keras untuk menggaet istri ketiganya. Dia sangat mencintai istri ketiga yang telah memberinya banyak kebahagiaan. Dia adalah seorang perempuan menarik yang didambakan oleh semua pria; dia pun adalah seorang perempuan yang sangat setia. Dia telah memberikan si pria rasa aman.

“Manisku,” kata si pria, “tak lam lagi aku akan meninggal dunia. Setelah kematian, aku akan kesepian tanpa dirimu. Maukah engkau ikut bersamaku?”

“Sama sekali tidak!” tukas si perempuan muda yang menggairahkan itu, dengan gaya bisnisnya. “Mana bias seperti itu? Aku akan mengadakan upacara pemakaman yang mewah buatmu, tetapi setelah upacara selesai aku akan pergi bersama putramu.”


Rencana ketidaksetiaan istri ketiga membuat si pria terguncang sampai ke sumsum tulang. Dia mengusir istri ketiga lalu memanggil istri keduanya.
Dia telah hidup lama bersama istri keduanya. Dia tidak begitu nmenarik, tetapi dia selalu ada di sisi suaminya, untuk membantunya memecahkan masalah dan memberikan nasihat yang tak ternilai. Dia adalah sahabatnya yang paling terpercaya.

“Kasihku,” kata si pria sambil menatap ke sorot mata istrinya, “sebentar lagi aku akan meninggal dunia. Setelah kematian, aku akan kesepian tanpa dirimu. Maukah engkau ikut bersamaku?”

“Maafkan aku,” kata si istri kedua dengan penuh penyesalan,” aku tak dapat pergi bersamamu. Aku akan menemanimu sampai di sisi liang kubur, tetapi tidak lebih dari itu.”


Hati si orang tua remuk redam oleh penolakan yang bertubi-tubi. Dia memanggil istri pertamanya, yang agaknya selalu dia kenal selamanya. Dia telah mengabaikannya selama tahun-tahun terakhir ini, terutama setelah dia bertemu dengan istri ketiganya yang memikat dan istri keempatnya yang termasyhur itu. Tetapi istri pertamnya inilah yang benar-benar penting baginya, yang bekerja dengan diam dari balik layar. Dia merasa tidak enak hati saat melihatnya berpakaian lusuh dan begitu kurus.

“Sayangku,” katanya dengan nada memohon, “sebentar lagi aku akan meniggal dunia. Setelah kematian, aku akan kesepian tanpa dirimu. Maukah engkau ikut bersamaku?”

“Tentu saja aku akan pergi bersamamu,” jawab si istri pertama dengan mantap. “Aku akan selalu bersamamu dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya.”
Istri pertama adalah karma. Istri kedua adalah keluarga. Istri ketiga adalah kekayaan. Istri keempat adalah kemasyhuran.


Notes : Bacalah sekali lagi cerita tersebut, sekarang Anda tahu tentang empat istri. Istri manakah yang paling berharga untuk dipelihara? Mana yang akan pergi bersama Anda meninggal?

Disadur dari buku : Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Karya Ajahn Brahm

Senin, 10 Mei 2010


Sebagai salah satu pakaian tradisional Indonesia, kebaya telah dikenal luas dan sering dikenakan pada acara formal atau sebagai busana pesta. Berkat banyaknya peminat pakaian ini, model kebaya juga telah mengalami metamorfosis, sehingga saat ini ada banyak model kebaya yang dapat dipilih. Berbagai model kerah, lengan, panjang kebaya atau teknik pemotongan bisa menjadi pilihan. Mana model kebaya yang terbaik untuk Anda?

Bila Anda berniat untuk menggunakan kebaya, hendaknya Anda memilih model kebaya yang disesuaikan dengan bentuk tubuh Anda. Jangan hanya karena Anda menyukai model atau karena model sedang trend Anda membeli kebaya tertentu. Karena hal yang lebih penting adalah memilih kebaya yang disesuaikan dengan bentuk tubuh. Dengan pemilihan yang sesuai, kekurangan bentuk tubuh dapat ditutupi sehingga kebaya yang bernuansa etnik akan membuat anggun penampilan Anda.

Berikut beberapa bentuk tubuh dan model kebaya yang sesuai dengan ukuran tubuh Anda:

Bentuk badan : Mini dan Kurus
Kerah : Model sabrina, off shoulder, model V
Lengan : Model gelembung, kerut
Panjang kebaya : Sampai pinggang atau paha
Motif : Jangan pilih motif terlalu besar
Bawahan : Pilih bawahan dengan panjang selutut atau semata kaki, hindari bawahan yang terlalu panjang.

Bentuk badan : Mini dan Berisi
Kerah : Model sabrina, off shoulder, model V
Lengan : Model menyempit atau melebar pada bagian bawah
Panjang kebaya : Menutupi pinggul
Motif : Pilih motif simpel, hindari yang terlalu banyak motif detail
Bawahan : Pilih model lurus dengan panjang maksimal sampai mata kaki

Bentuk badan : Tinggi dan Kurus
Kerah : Model stand collar, model mandarin atau turtleneck
Lengan : Untuk model lengan, bebas menggunakan model apapun, misalnya model lonceng, kerut, lengan pendek, dan lainnya
Panjang kebaya : Tubuh tinggi dapat bebas menentukan panjang bawahan
Motif : Bisa dengan model kerut atau lipit
Bawahan : Gunakan kain dengan sedikit melebar pada bagian bawah atau model lurus

Bentuk badan : Tinggi dan Berisi
Kerah : Model sabrina, model V
Lengan : Model menyempit atau melebar pada bagian bawah
Panjang kebaya : Menutupi daerah pinggul
Motif : Kerut vertikal, hindari kerut pada bagian perut atau lengan
Bawahan : Dapat menggunakan bawahan yang menutupi kaki, model duyung atau celana panjang skinny

Warna kebaya juga dapat disesuaikan dengan bentuk tubuh. Untuk Anda yang bertubuh kurus sebaiknya menggunakan warna cerah. Sedangkan bagi yang tubuhnya berisi, untuk membuat tubuh terlihat lebih kecil, Anda dapat memilih warna gelap atau warna-warna lembut untuk kebaya Anda.

Karena kebaya bernuansa etnik, maka Anda dapat menyesuaikan alas kaki yang sesuai. Kebaya cocok digunakan bersama sandal motif kebaya atau sepatu terbuka. Kini, Anda siap untuk datang ke acara dengan kebaya dan tampil cantik


sumber : http://kumpulan.info/fashion/tips/55-tips/204-model-kebaya-sesuai-bentuk-tubuh.html

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut. Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit.
Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”.
Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini”.

Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini”. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di-email bahkan menulis: “Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta.”

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat.

Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: “Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati”. Yu Yuan kemudian berkata: “Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati”. Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”

Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong, Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. “Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. "Biar mereka lekas sembuh”. Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.

Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumupuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah…” demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah: Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.

Kesimpulan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia.

Walaupun hidup serba kekurangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.



From Setiawan Salim "members of_I LOVE CIBINONG_"

;;